(0362) 3301977
bpkpd@bulelengkab.go.id
Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan Daerah

Investor Cina Bangun Pembangkit Listrik Rp 9 Triliun di Bali

Admin bpkpd | 01 Agustus 2015 | 2888 kali

Bali -Hari ini, secara resmi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang mulai beroperasi. PLTU ini terletak di Kabupaten Buleleng, sekitar 150 km dari Kota Denpasar, dengan kapasitas tahap I mencapai 3 x 142 MW.

PLTU ini dibangun oleh China Huadian Engineering Co, Ltd (CHEC) sebagai mayoritas pemegang saham. Investor lain yang terlibat dalam pembangunan PLTU ini adalah Merryline International Pte. Ltd (MIP) dan PT General Energy Indonesia (GEI).

"Hari ini, penyelesaian PLTU Celukan Bawang Proyek Tahap I telah menjadi kisah sukses lain. PLTU ini akan dioperasikan oleh China Huadian Operation Company," kata Chairman of China Huadian Corporation Sung Qingsong, dalam sambutannya di PLTU Celukan Bawang, Bali, Selasa (11/8/2015).

Pada tahap I ini, tiga generator berkapasitas 142 MW dibangun sehingga total listrik yang dapat dipasok saat ini mencapai 426 MW, dan masih terdapat ruang untuk tambahan dua generator berkapasitas 300 MW. Berdasarkan Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN, PLTU Celukan Bawang akan memasok listrik hingga 30 tahun dengan suplai per tahun sebanyak 2.831 GWh.

Total dana yang digelontorkan untuk proyek pembangunan PLTU Celukan Bawang mencapai USD 700 juta atau kurang lebih Rp 9 triliun. "Sejauh ini, ini adalah investasi terbesar di luar negeri yang pernah dilakukan oleh Huadian Corporation, perusahaan induk CHEC," kata Qingsong.

Dia menambahkan, pihaknya menginvestasikan dana tambahan sebesar USD 10 juta US$ untuk membangun bidang batubara melingkar penuh tertutup pertama di Indonesia untuk mencegah polusi debu. "Dan air limbah telah diperlakukan dengan cara yang terpusat dan daur ulang," ucapnya.

PLTU Celukan Bawang dapat memenuhi 40 persen dari kebutuhan listrik Pulau Bali sehingga tidak terjadi lagi krisis listrik di pulau dewata. Selain itu, PLTU ini juga mengurangi ketergantungan Bali terhadap pembangkit-pembangkit listrik yang masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM). "Dengan demikian membawa manfaat untuk pengembangan ekonomi lokal serta kehidupan masyarakat Bali," tutupnya.