Buleleng -Investor asal China yakni China Huadian Engineering Co, Ltd (CHEC) berhasil menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, di Bali dengan nilai investasi US$ 700 juta, atau sekitar Rp 9 triliun.
Letak PLTU ini berada di Kabupaten Buleleng, atau sekitar 150 km dari Kota Denpasar. CHEC tidak sendirian, ada lagi keterlibatan investor lainnya, yakni Merryline International Pte. Ltd (MIP) dan PT General Energy Indonesia (GEI), namun CHEC memegang saham mayoritas di PLTU Celukan Bawang.
Dengan hadirinya PLTU Celuk Bawang ini, berdampak pada penghematan bagi PLN sekitar Rp 5 triliun per tahun. Karena tak lagi menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Berdasarkan pantauan detikFinance, Selasa (11/8/2015) PLTU ini memiliki tiga generator berkapasitas 142 MW dibangun, sehingga total listrik yang dapat dipasok saat ini mencapai 426 MW, dan masih terdapat ruang untuk tambahan dua generator berkapasitas 300 MW. Berdasarkan Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN, PLTU Celukan Bawang akan memasok listrik hingga 30 tahun dengan suplai per tahun sebanyak 2.831 GWh.
Dengan beroperasinya PLTU ini, membuat Bali akan mengurangi ketergantungan Bali akan pasokan listrik dari jaringan listrik sistem Jawa-Bali. PLTU ini juga dapat memenuhi 40% dari kebutuhan listrik Bali, sehingga Bali tidak lagi mengalami kekurangan listrik.